Sejarah dan Pengertian Lebensraum

Kata lebensraum (ruang hidup) pertama kali diungkapkan oleh seorang geograf Jerman bernama Friedrich Ratzel. Selama dua dekade Ratzel mengembangkan teori dimana semua perkembangan spesies (manusia, hewan dan lain-lain) ditentukan oleh adaptasi terhadap keadaan geografis. Ratzel sendiri percaya bahwa migrasi spesies merupakan faktor terpenting bagi adaptasi dan perubahan kebudayaan. Manusia yang telah menduduki suatu wilayah perlu untuk mengokupasi wilayah lain untuk mendapatkan wilayah yang lebih luas lagi. Inilah yang menjadi prinsip utama dalam lebensraum menurut Ratzel.

source: http://www.gallery4share.com/l/lebensraum-holocaust.html

Inspirasi utama dari lebensraum sebenarnya berawal dari pernyataan Darwin tentang ‘survival for the fittest’ dimana yang organisme yang terkuatlah yang akan bertahan. Implementasi dari teori tersebut adalah seputar bagaimana manusia bisa beradaptasi dengan lingkungannya dan bagaimana alam menyeleksi manusia melalui peperangan. Siapa yang memiliki kekuatan militer yang baik maka dia yang memenangkan seleksi peperangan tersebut. Pada akhirnya manusia berlomba-lomba agar dapat mencapai kapasitas terbaiknya. Setelah itu dengan sendirinya manusia akan berevolusi sesuai dengan perkembangan zaman.

Darwin sebenarnya hanya bermaksud untuk mengkonsepsikan teorinya pada spesies tertentu dan bukan kepada kehidupan sosial manusia. Namun pada saat terbitnya buku hasil pemikirannya yang berjudul On The Origin of Species, para pemimpin dan pemikir di Eropa sangat termotivasi untuk menerapkan hasil pemikiran tersebut terhadap kebijakan negara mereka. Sehingga kejadian tersebut sangat berdampak pada kehidupan sosial manusia yang kemudian dikonsepsikan sebagai Social Darwinism. Sehingga disini kita dapat melihat bahwa ternyata teori-teori Darwin yang diperuntukkan bagi yang bukan manusia ternyata dipraktekan dalam kehidupan sosial manusia.

Ide-ide inilah kemudian yang diangkat oleh Hitler dengan partai Nazi-nya. Ketika Hitler berkuasa, dia memiliki beberapa pemikiran yang rasial, salah satunya adalah bagaimana caranya agar bangsa Jerman bisa berjaya di kancah dunia. Belum lagi dia memiliki kebencian terhadap Yahudi yang selama ini selalu mendominasi dalam seluruh bidang di Jerman sehingga rakyat Jerman sendiri tertindas dan kalah oleh persaingan tersebut. Tentu saja hal ini sangat dipengaruhi oleh latar belakang Hitler sendiri, walaupun pada akhirnya Hitler banyak dipengaruhi oleh teori-teori Darwin tersebut. Hitler berusaha menggunakan konsep Darwin demi kepentingan atau ambisi pribadinya untuk menumpas Yahudi dan menjadikan bangsa Jerman berjaya.

Keadaan ini cocok sekali ketika seorang akademisi yang bernama Karl Haushofer memperkenalkan apa yang dinamakan dengan geopolitik. Geopolitik merupakan sebuah doktrin mengenai sebuah kebijakan yang dikaitkan dengan wilayah geografis. Haushofer memandang bahwa geopolitik terdiri dari dua kekuatan utama, yaitu kekuatan laut dan daratan.[1] Kekuatan laut digambarkan sebagai Inggris yang sedang mengalami kemunduran, hingga kemudian sudah saatnya untuk kekuatan daratan (Jerman) yang menunjukkan eksistensinya. Pada saat itu pula kemudian Haushofer yang setuju dengan lebensraum ikut mempengaruhi Hitler menjalankan kebijakan luar negerinya. Idenya adalah bahwa orang-orang Jerman tidak memiliki ruang geografis yang cukup dan bahwa Jerman harus memperoleh tanah kolonial untuk diekspoitasi. [2]

Hitler pun setuju dengan konsepsi-konsepsi tersebut. Dia berasumsi bahwa sebagai bangsa Aria, mereka mempertimbangkan sebuah negara sebagai organisme dari orang-orang, organisme yang kemudian tidak hanya melindungi orang-orang, tetapi memiliki fungsi sedemikian rupa untuk memimpin orang-orang pada posisi kebebasan tertinggi dengan cara pembangunan progresif di bidang intelektual dan budaya. [3] Dalam pada itu, Hitler ingin menjadikan Jerman sebagai negara yang dapat memimpin orang-orang lain. Dia juga beranggapan bahwa negeri Jerman perlu menemukan keberanian agar bisa mencari tanah dan dataran baru sehingga mereka tidak dibatasi ruang hidupnya dan kemudian tidak menjadi bangsa yang tertindas oleh perbudakan oleh bangsa lain.

source: http://bideford.devon.sch.uk/history/lebensraum_map.html

Gambar implementasi geopolitik lebensraum Jerman pada Perang Dunia Kedua

Kemudian jika melihat arah kebijakan mengenai lebensraum yang diimplementasikan Hitler dan Nazi Jerman, maka kita akan menemukan bahwa kebijakan tersebut lebih condong terhadap kebijakan-kebijakan yang bersifat rasial. Bagaimana kemudian Hitler menyebut ras lain sebagai ras yang lebih rendah, sehingga pada akhirnya ras yang lebih rendah tersebut harus dimusnahkan demi eksistensi ras yang superior atau paling mulia, yaitu ras bangsa Jerman sendiri. Maka cara-cara peranglah yang akhirnya dibenarkan untuk melakukan kebijakan tersebut.

Hitler yang memiliki semangat menggebu untuk menjadikan Jerman bangsa yang digjaya kemudian menjadikan lebensraum sebagai geopolitik negara Jerman. Pertamanya konsep lebensraum hanya sebatas memperbanyak koloni seperti penjajahan yang dilakukan Inggris dan Perancis. Inggris dan Perancis dianggap memiliki kekuatan karena mereka memiliki banyak koloni. Hitler menganggap bahwa Jerman perlu kekuatan yang ketika dunia terkotak-kotak sebagai negara-negara, Jerman tidak hanya berdiri sebagai Jerman yang hanya 5000 kilometer persegi. Melainkan harus lebih besar daripada itu. Ditambah lagi pada 1926 setelah muncul buku dari Hans Grimm “A People Without Space”, Hitler merubah konsep lebensraum menjadi lebih luas bahwa wilayah Jerman harus meliputi seluruh Eropa. Sehingga wilayah Eropa kemudian menjadi tanah orang-orang Jerman.

Konsep lebensraum atau ruang hidup adalah salah satu justifikasi mengapa Jerman pada kedua perang dunia ingin mengambil wilayah negara lain. Walaupun disatu sisi Jerman merasa bahwa mereka tidak memiliki ruang lagi untuk penduduknya di negaranya, tapi sebenarnya keadaan di Jerman sendiri tidak demikian. Hanya saja ketika mereka melihat negara lain selalu berkembang maju maka ada pernyataan,”tanpa perang, inferior atau ras yang rendahan akan dengan mudah mendesak elemen sehat yang baru berkembang (Jerman) dan kemunduran universal akan berlanjut.” [4]

Cukup menarik jika berbicara mengenai pendapat tentang perang bagi ras bangsa Jerman. Ada yang mengatakan bahwa perang adalah baik karena perang adalah satu-satunya cara bagi suatu bangsa untuk menunjukkan bahwa mereka lebih kuat daripada yang lain. Di lain pihak juga terdapat oposan bahwa ternyata perang itu buruk bagi ras karena korban perang dari ras superior akan menjadi kerugian karena kehilangan sebagian anggota ras terbaik. Terdapat pandangan menarik juga ketika ternyata perang merupakan takdir dari ras superior tersebut sehingga memang perang tak dapat dihindari oleh mereka.

Karena dalam pandangan ini perang sebagai instrumen evolusi, para pemimpin Jerman menganggap perang sebagai pilihan yang diinginkan, meskipun mereka tidak bisa memastikan kemenangan.[5]Tentunya hal ini adalah tindakan yang beresiko mengingat Jerman hanya mengandalkan teori yang sebenarnya bukan diperuntukkan untuk kehidupan sosial manusia. Sehingga sebenarnya Jerman hanya melakukan tindakan yang sia-sia dengan bertaruh bahwa geopolitik tersebut akan berhasil. Hasilnya, Jerman kalah dalam perang dua kali dan diakibatkan oleh konsep lebensraum yang sebenarnya hanya proyek rasial Hitler karena kebenciannya terhadap bangsa atau orang Yahudi.

Selain itu lebensraum tidak lain hanyalah gambaran kecil dari hukum rimba dimana peperangan dihalalkan karena alasan kepentingan manusia yang berbeda-beda. Sehingga untuk memenuhi kepentingannya, manusia tersebut bisa saja menyerang manusia lain agar dia tetap bisa mempertahankan eksistensi hidupnya. Secara tidak langsung ketika kita melakukan hal tersebut, kita sedang berperilaku seperti spesies yang disebutkan Darwin, rata-rata mengenai binatang.

REFERENCES
Hitler, Adolf. Mein Kampf.
http://history1900s.about.com/library/holocaust/aa110899.htm
http://www.bbc.co.uk/history/worldwars/wwtwo/hitler_lebensraum_01.shtml
http://www.historylearningsite.co.uk/Karl_Haushofer.htm
http://europeanhistory.about.com/od/germanyandprussia/fl/What-is-Lebensraum.htm
http://www.tcs.cam.ac.uk/comment/0025777-the-dark-side-of-darwin.html
http://creation.com/darwinism-and-world-war-one




[1] http://www.historylearningsite.co.uk/Karl_Haushofer.htm
[2] http://europeanhistory.about.com/od/germanyandprussia/fl/What-is-Lebensraum.htm
[3] Mein Kampf hal 307
[4] Evans, R., The Coming of the Third Reich, p. 35, Penguin, 2005.
[5] Herwig, H., “Germany” in: The Origins of World War One, Ref. 7; p. 186

1 comment:

Powered by Blogger.