Pengalaman Tahun Pertama Kuliah di Jurusan Hubungan Internasional FISIP Universitas Padjadjaran



Selamat, Anda dinyatakan lulus seleksi SBMPTN 2014. Anda diterima pada program studi Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran. Alhamdulillah, saya langsung memeluk ibu saya ditengah kami sekeluarga sedang berbuka puasa. Karena server yang penuh membuat saya sulit sekali membuka web pengumuman kelulusan SBMPTN sebelumnya, akhirnya saya dikejutkan oleh tulisan di HP yang menyatakan kelulusan saya di perguruan tinggi tersebut.

Universitas Padjadjaran (Unpad) adalah tempat baru dimana semua impian dirakit. Sebelumnya saya sempat mendaftar ke jurusan dan perguruan tinggi yang sama, namun hasilnya ditolak. Tapi tidak mengapa, toh akhirnya Allah hanya ingin menguji saya. Bulan tahun 2014 waktu itu adalah tahun-tahun terberat saya. Saya harus menghadapi Ujian Nasional SMA, persiapan tes masuk perguruan tinggi yang sempat ditolak, putusnya hubungan haram saya dengan kekasih saya (seharusnya saya senang karena terhindar dari maksiat, dan akhirnya saya pun tobat dari pacaran) dan yang paling parah adalah Ayah saya meninggal dunia. Saya sempat sakit-sakitan selama periode bulan Juli hingga awal masuk kuliah. Lebih parahnya saya bahkan menganggap diri saya sendiri sedang sakit jantung, mirip seperti penyebab kematian Ayah saya. Saya juga sempat stres dan tidak bernafsu apapun terhadap dunia ketika itu. Hingga akhirnya puncak penderitaan saya berlangsung saat saya masuk rumah sakit pada saat Hari Raya Idul Fitri, ternyata saya sakit maag.

Awal masuk kuliah, saya bahkan masih minum obat dan merasakan sedikit rasa sakit. Namun lama kelamaan hilang seiring Allah angkat penyakit tersebut dan digantikan dengan kegembiraan. Saya sangat senang sekali setelah hampir tiga bulan menganggur di rumah saja, akhirnya saya beraktivitas kembali.

Awal aktivitas saya di lingkungan kampus adalah persiapan OSPEK yang diadakan Universitas, Fakultas dan Jurusan. Seperti mahasiswa lain saya hanya ingin menjadi mahasiswa biasa yang tidak neko-neko. OSPEK disini saya anggap sebagai basis pergaulan saya ketika saya kuliah kedepannya. Sayangnya OSPEK disini mahal, banyak peralatan yang harus dibeli. Bahkan ketika sampai di tingkat OSPEK jurusan, kami harus membayar sejumlah uang untuk membiayai OSPEK yang jumlahnya tidak sedikit. Barang-barang yang dibawa dalam OSPEK juga banyak sekali. Walaupun begitu, saya sempat dinobatkan sebagai Mahasiswa Baru Terbaik dalam OSPEK Jurusan Hubungan Internasional saat itu.

Short Diplomatic Course adalah salah satu acara dalam OSPEK Hubungan Internasional Unpad
Setelah OSPEK, perkuliahan berjalan seperti biasa dimana saya belajar sesuatu yang baru. Ya Ilmu Hubungan Internasional. Ilmu yang pertama kali saya mendengarnya sangat terkesan dengan namanya. Kelihatannya kok keren ya? Sayangnya semakin hari saya belajar ilmu ini saya malah merasa kok rasanya aneh ya? Bahkan saya sendiri ragu apakah Hubungan Internasional adalah sebuah ilmu. Oleh karena itu saya lebih suka menyebutnya sebagai sebuah ‘Studi’.

Awal semester, saya beberapa kali dikagetkan oleh teman-teman yang jago di masing-masing bidang. Ada yang ahli sejarah, ada yang pengetahuan militernya sangat mendalam dan rata-rata tontonan serta bacaan mereka sebelum kuliah juga lumayan berbobot. Mungkin ada yang pada saat SD sudah menonton Discovery Channel dsb. Sedangkan saya pada waktu SD masih bermain kartu gambar, SMP masih sibuk main PS dan pada saat SMA disibukkan oleh urusan organisasi.

Namun dengan begitu, saya jadi semangat belajar. Saya mulai mencoba untuk mencari pengetahuan-pengetahuan yang teman saya ketahui agar ketika mengobrol bisa mengimbanginya. Sayangnya, di masa kuliah ini saya sering terjangkit penyakit lupa. Bahkan untuk nama orang, misalnya teman yang baru di ajak berkenalan atau teman lama. Jikalau saya diperkenalkan oleh sepuluh orang sekaligus, mungkin hanya dua orang terakhir yang diperkenalkan yang saya ingat namanya.

Liburan semesterpun tiba. Saya kembali ke kampung saya di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Tiba-tiba saya merasa ada yang berbeda ketika saya sampai di rumah dan lingkungan lama saya. Saya mendadak tidak bisa bergaul dengan teman-teman di kampung saya. Entah mengapa saya merasa tidak cocok. Saya mengevaluasi, apakah saya yang tidak pandai bergaul atau memang karena kondisi pergaulan yang berbeda yang membuat saya seperti itu. Akhirnya saya mencoba untuk menyalahkan lingkungan karena memang tidak sesuai dengan pergaulan saya ‘yang biasanya’. Tapi rasanya saya sendiri juga salah karena seharusnya saya bisa bersosialisasi dengan siapapun, apapun latar belakang dan pergaulannya. 

Dalam masa liburan, kegalauan akan hasil Indeks Prestasi (IP) pun muncul. Saya yang notabene adalah penerima beasiswa pemerintah perlu memberikan pertanggungjawaban atas bantuan pemerintah tersebut. IP pertama saya pun keluar. Alhamdulillah, 3,67 berhasil didapat. Ketika saya mencoba membandingkan dengan hasil yang didapat teman-teman sekelas, hasil tersebut relatif tinggi. Namun ketika saya mendengar ada yang mendapat IP sekitar 3,8, telinga saya panas, dan saya berkata dalam hati, “Semester depan harus bisa lebih baik daripada orang tersebut.” Bukannya iri, akan tetapi dalam bidang akademik, berlomba-lomba dalam kebaikan adalah sesuatu yang sangat wajar menurut saya, asalkan masih dalam track yang sportif.

Bicara masalah sportif, sebenarnya saya sedikit kecewa dengan teman-teman saya. Beberapa keadaan tidak sportif juga saya dapati di perkuliahan, misalnya mencontek atau googling saat ujian. Namun keadaan tersebut tidak membuat saya takut, toh hasil yang didapatkan oleh seseorang tergantung dari bagaimana proses di lalui.

Semester dua dimulai. Semester pertama yang rata-rata masih bersifat pengantar dan umum sudah dilalui. Semester dua sudah mulai menjurus ke arah pembahasan mengenai hubungan internasional. Saya senang sekali melihat Kartu Rencana Studi (KRS) saya yang berisi mata kuliah yang namanya ‘keren-keren’. Misalnya saja Politik Perbandingan; Geopolitik, Geoekonomi dan Geokultur; Demokrasi dan HAM; Hubungan Internasional Kawasan dll.

Semester dua ini cukup melelahkan. Saya bergabung dengan Lembaga Dewan Kemakmuran Musholla (DKM) dan BEM tingkat Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik UNPAD. Belum lagi di jurusan saya ada kegiatan bernama Pekan Olahraga Antar Angkatan (Porang) dan Malam Keakraban (Makrab). Biasanya dua kegiatan ini secara turun temurun dipanitiai oleh angkatan termuda yang baru masuk jurusan Hubungan Internasional. Saya sempat frustasi karena sudah capek, sering dimarah-marahi senior, harus merogoh kocek untuk membiayai kegiatan pula. 

Namun begitu, saya cukup terhibur karena saya dipercayai menjadi penjaga gawang andalan di kompetisi ini pada cabang sepak bola. Seyogianya saya hanya membela angkatan 2014 (karena saya angkatan 2014). Akan tetapi pada faktanya angkatan 2010, 2011, 2012 hingga 2013 pernah meminta saya main untuk menjaga gawang tim mereka. Ada kejadian dimana alasannya penjaga gawang mereka tidak ada atau sibuk, atau bahkan sedang (pura-pura) sakit.  Ini menjadi sebuah pengalaman berharga karena sebelumnya saya hanya pernah satu kali bermain di lapangan bola sesungguhnya, itupun saat SMP.

Dengan kegiatan yang dibebankan pada angkatan saya, membuat kami seangkatan menjadi sibuk. Tugas-tugas menjadi chaos. Beberapa dikerjakan berdekatan dengan hari H pengumpulan dan pada suatu waktu bahkan beberapa jam sebelum pengumpulan. Kejadian chaos mengenai tugas saya yang pertama (dan semoga satu-satunya) adalah pada mata kuliah Geopolitik, Geoekonomi dan Geokultur. Suatu waktu saya sibuk dengan kegiatan kampus sehingga saya seringkali malas-malasan ketika dihadapkan pada pengerjaan tugas. Akhirnya dengan terpaksa saya harus mengerjakan tugas jam 2 dinihari ketika tugas tersebut harus dikumpulkan pada jam 9.40 pagi. Hampir tidak ada masalah jika tugas tersebut hanya esai yang terdiri dari beberapa kata. Naasnya, tugas tersebut berupa makalah.

Makalah tersebut diwajibkan berisi tulisan isi dengan panjang delapan halaman. Makalah tersebut bertemakan Sejarah Deklarasi Djuanda. Saya yang sudah membaca beberapa literatur sebelumnya akhirnya mulai menuliskan isi pikiran saya pada pukul dua. Beberapa kali menguap tidak membuat saya berhenti menulis. Jam demi jam dilalui, dan tugas saya hampir selesai pada pukul tujuh pagi. Saya sleep laptop saya dan saya tinggal mandi. Setelah mandi saya kembali mengaktifkan laptop saya. Ketika saya akan memberikan sentuhan terakhir pada tugas saya, tiba-tiba peett. Laptop saya blue screen. Blue screen adalah keadaan dimana tiba-tiba laptop kita berwarna biru dan berisi tulisan dan setelah itu merestart komputer secara langsung. Pasti Anda berfikir bahwa tugas saya belum di save, iya kan? Tidak saudara-saudara, tugas saya formally sudah di simpan dengan aman. Yang menjadi masalah adalah setelah Blue screen laptop saya tidak bisa nyala kembali. Ada apa ini? Saya mulai panik.

Saya baru ingat setelah itu, bahwa laptop saya telah saya gunakan selama dua hari berturut-turut dan tidak dimatikan, hanya saya sleep. Astagfirullahaladzim. Bagaimana ini? Saya coba berkali-kali dan laptop saya masih saja tidak bisa dinyalakan. Saya semakin panik dan akhirnya pasrah. Perlu di ketahui, hari itu adalah hari dimana UAS sedang berlangsung. Secara teknis, saya tidak belajar dan malah mengerjakan tugas tadi. Ini yang dimaksud sudah jatuh tertimpa tangga pula. Akhirnya saya pasrah dan menyerahkan semuanya kepada Allah, huft.

Saya diberi kertas ujian pada 9.40 hari tersebut. Hanya tiga soal sebenarnya, tapi membuat saya cukup puyeng. Alhamdulillah, walaupun jawabannya sedikit ngawur saya bisa menjawab semuanya. Masalah tugas saya? Saya akhirnya memasang muka melas dan minta dikasihani oleh dosen untuk memberikan saya maklum mengenai tugas itu. Hasilnya? Berhasil, mereka memberikan saya kelonggaran waktu untuk kembali mengerjakan, walaupun sebelumnya sempat ditolak mentah-mentah beberapa alasan yang saya ungkapkan.

Pengalaman lainnya adalah saya disuruh pulang oleh dosen Hubungan Internasional Kawasan saat Ujian Akhir Semester dilaksanakan. Bukan karena saya melakukan kesalahan atau apa, akan tetapi nilai saya sudah dijamin A oleh dosen tersebut karena berhasil menulis di Media Cetak Nasional. Ini tentu pengalaman pertama bagi saya, karena itu saya senang sekali. Sudah mendapat nilai gratis, tulisan diplublikasikan secara nasional, dapat honor pula. Pada saat itu, dosen tersebut di awal semester perkuliahan menjanjikan bahwa barang siapa bisa menulis di koran nasional, maka dia tidak perlu masuk kelas untuk mengikuti perkuliahan karena nilainya akan dijamin A. Akan tetapi saya tetap ikut belajar di kelas, mengingat saya perlu juga mendapatkan ilmunya.

Saya (kanan) bersama Dubes Palestina, Fariz Mehdawi (kiri)
Sebelum liburan dan menjelang UAS, pada semester dua ini saya juga bertemu dan sempat berfoto dengan Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi. Saat itu saya mengikuti kegiatan Conference on Indonesia Foreign Policy. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) yang digagas oleh Dino Pati Djalal. Dalam konferensi tersebut banyak tokoh-tokoh penting yang hadir. Bersyukur saya tidak perlu membayar dalam kegiatan tersebut yang seharusnya saya mengeluarkan kocek sekitar Rp. 150.000,- karena saat itu saya datang berkapasitas sebagai peserta essay yang kebetulan diadakan oleh FPCI dan rencanya pemenangnya akan diumumkan di konferensi tersebut. Tadinya saya tidak akan hadir, namun karena free of charge saya memutuskan untuk hadir. Sayangnya lomba essay yang berhadiah magang ke Amerika Serikat tersebut tidak berhasil saya menangkan. Tapi tidak mengapa, saya tetap bersyukur mendapat pengalaman bertemu tokoh-tokoh penting dalam konferensi tersebut.

Liburan semester dua pun tiba dan ‘kegiatan’ menunggu hasil perkuliahan pun dimulai. Saya sudah memprediksi beberapa hasil dari mata kuliah akan menjadi momok mengerikan untuk saya lihat, terutama mata kuliah tadi Geopolitik, Geoekonomi dan Geokultur. Ketika saya melihat nilai, seperti ada yang aneh. Semuanya terlihat baik-baik saja. Hingga akhirnya semua prediksi saya salah. Saya hanya mendapat satu nilai B dari 9 mata kuliah yang menyebabkan IP saya pada semester dua ini 3,89. Saya geleng-geleng sendiri dan akhirnya bersyukur hasil yang diperkirakan buruk menjadi lebih baik daripada yang diharapkan. Barangkali ada kesalahan akan tetapi saya berharap semester depan akan lebih baik lagi.

Liburan saya lalui bersama keluarga dirumah saja. Ya, dirumah saja. Selama semester dua, saya bahkan tidak pernah pulang kampung ditengah masa kuliah. Sehingga saya kira saya perlu bersua lebih banyak dengan keluarga saya. Walaupun terasa bosan dan sedikit iri melihat teman-teman banyak liburan di tempat-tempat wisata, saya tetap bersyukur bisa kembali bertemu keluarga tercinta. Mereka adalah tempat saya kembali ketika tidak ada orang lain yang bisa saya datangi.

Semester baru sudah di depan mata. Saya termasuk man with accidental plans (pria dengan rencana yang kebetulan). Dengan kata lain sebenarnya tidak ada perlakuan spesial yang akan saya lakukan untuk perkuliahan pada semester depan. Walaupun begitu, saya akan berusaha lebih keras dan melakukan yang paling baik bagi diri saya, agama, keluarga, masyarakat, negara dan dunia.

Bismillah...

Note: Kadar ibadah saya cukup banyak mengalami penurunan pada awal tahun kuliah. Semoga saya bisa memperbaikinya di masa yang akan datang.

Baca juga sequel kedua tulisan ini: Pengalaman Tahun Kedua Kuliah di Jurusan Hubungan Internasional FISIP Universitas Padjadjaran.

35 comments:

  1. Subhanallah inspiring banget kak ceritanya.. 😊

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah, terima kasih sudah berkunjung...

    ReplyDelete
  3. kakak pernah ikut SNMPTN kagak ?
    Terus pas SBMPTN apa kakak belajar tekun buat tes nya ?




















































    ReplyDelete
    Replies
    1. Dulu saya ikut SNMPTN terlebih dahulu sebelum ikut SBMPTN.
      Pilihan saya saat SNMPTN:
      - HI Unpad
      - HI Undip
      Sayangnya saya ditolak dan tidak lolos SNMPTN. Tapi alhamdulillah saya tidak kapok memilih Unpad kembali.

      Setelah itu saya daftar SBMPTN dengan pilihan
      -HI Unpad
      -HI Undip
      -HI Unsoed

      Kalau belajar serius pasti. Waktu itu saya dapat akun Zenius (semacam les daring) dan belajar dari situ selama sekitar sebulan sambil memperdalam melalui buku-buku sistem kebut semalam. Saya juga banyak latihan soal dan mengadakan simulasi sendiri. Soal-soalnyanya saya dapat dari teman yang ikut les di bimbingan belajar dan buku-buku yang saya beli.

      Dan alhamdulillah dengan bantuan dari Allah pastinya, di di Unpad inilah kini saya berada.

      Delete











  4. Makasih atas jawabannya kak ^_^















    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung Riski, semoga doa-doamu tercapai...

      Delete
  5. Kak boleh saya minta Id line nya, saya mau nanya nanya nih kak

    ReplyDelete
  6. Kak boleh saya minta Id line nya ? saya mau tanya tanya nihh kak? tks

    ReplyDelete
    Replies
    1. kamu kirim email ke saya dulu, nanti saya beri di sana..
      email saya:
      http://abroadlythinking.blogspot.co.id/p/contact.html

      Delete
  7. Bang bgi pin bb ataupun emaik boleh
    Saya ingin nnyak" ini tntang kemampuan ataupun trik jawab soal mm di sbmptn??

    ReplyDelete
  8. monggo, ini alamat email saya: agaton.kensha@gmail.com
    saya ndak punya pin bb, terima kasih

    ReplyDelete
  9. Kak, ceritanya sangat menginspirasi sekali, aku juga baru lulus bulan ini dan kemarin sempat ikut snmptn ke HI Unpad tapi di tolak,belum rejeki lewat jalur itu barangkali, maka saya mencoba ikut jalur test, menurut kakak apa ya yang harus di per dalam dan dipersiapkan dalam test sbmptn nanti agar hasilnya bisa bagus dan berpeluang masuk? Apakah ada tipsnya? Thanks kak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, sama nasibnya dengan saya ya Putri... jangan patah semangat.

      Ini dulu yang saya lakukan ketika menghadapi SBMPTN:
      - Cari buku-buku sistem kebut semalam pelajaran-pelajaran IPS, habiskan
      - Perbanyaklah simulasi dengan mengerjakan soal-soal tahun sebelumnya (cari di kakak kelas, internet, beli bukunya di toko buku, atau minta teman yang bimbel), dengan begitu kita jadi terbiasa serta mengetahui konteks dan pola-pola soal sbmptn (yang menurut saya 3 kali lebih sulit daripada soal UN)
      - Berdoa...

      Oh iya, kamu juga bisa cari data Passing Grade HI Unpad pada SBM tahun 2015 untuk menjadi patokan kira-kira kamu harus dapat Passing Grade berapa di SBMPTN supaya bisa mengalahkan saingan yang lain. Nah angka patokan tersebut harus kamu tingkatkan selama kamu simulasi dengan soal soal, baik secara mandiri atau ikut try out dari lembaga" tertentu.

      Menghitung Passing Grade = [(B x 4) – (S x 1) x 100]/JS x 4
      B: Jawaban Benar
      S: Jawaban Salah
      JS: Jumlah Soal

      Semangat... Semoga berhasil

      Delete
  10. Assalamuallaikum ka,aku baru naik kelas 3 SMA nih k,dan inshaAllah setelah lulus sy ingin masuk jurusun HI,kira-kira apa yang harus saya persiapkan mulai dari skarang ka?
    btw aku payah banget dalam dunia matematika,itu ngaruh yah kalo masuk di HI?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Walaikumsallam, persiapan saja bahasa Inggrisnya rada-rada dilancarin, lebih bagus lagi ada satu bahasa asing lainnya yang juga dikuasai (terutama bahasa resmi PBB). Matematika di HI tidak terlalu penting, hanya saja jangan sampai lupa karena akan tetap digunakan dalam mata kuliah semisal penelitian kuantitatif atau statistika sosial. Kemudian kalau Rama masuknya melalui jalur SBMPTN, tentu saja Rama juga perlu mengerjakan soal-soal matematika di sana.

      Delete
  11. Inspiring bgt kakkk, cek email ya kak kalo bisa>_< mau tanya tanya hihi

    ReplyDelete
  12. Makasih kak, saya juga memiliki pengalaman yang kurang lebih sama dengan kakak, saya diterima di hi unpad, mohon bantuannya ya kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah selamat ya, selamat datang di keluarga HI Unpad, semoga betah ya...

      Delete
  13. Kak alhamdulillah saya diterima di HI Unpad. Saya udah ngirim email ke kakak. Mohon dicek ya hehe

    ReplyDelete
  14. Kak kalau kemampuan bahasa inggris nya cuman bisa ngerti apa yg di omongin tapi gabisa ngobrol/ngejawab gimana kak:(

    ReplyDelete
  15. kak, saya anak ipa dan sekarang saya kelas 12, tahun 2017 yg sebentar lg, saya ingin ambil HI, menurut kaka bagaimana? apakah itu akan berpengaruh terhadap penerimaan UNPAD jika dilihat dari jalur SNMPTN?
    ps : saya suka membaca blog kaka. saya fans kaka :)

    ReplyDelete
  16. sekarang aku kelas XI kak. kuliahku masih tahun depan. hehee Minat di HI udah dari kelas 10 waktu guru BP sosialisasi di kelas. semoga tahun depan bisa masuk HI!! Terimakasih motivasinya kak... sangat menginspirasi!!!!!

    ReplyDelete
  17. assalamualaikum kk, aku tertarik banget sm prodi HI tapi kadang aku minder sendiri, takut kl ga bisa ngikutin kuliahnya karna pasti disitu gudangnya orang pinter2, percaya diri, berwawasan luas, lah sedangkan aku mah apa, mohon sarannya kak gimana supaya aku bisa mantepin diri aku buat milih prodi HI dikuliah, sebelumnya makasih artikelnya sangat bermanfaat :)

    ReplyDelete
  18. kak saya mau nayak ni apa aja yang harus di kuasi kalau mau masuk fakultas hi dan juga kan saya agak payah ni pelajaran mtk ngaruh nggak sama itu kak

    ReplyDelete
  19. Assalamualaikum ka, maaf saya baru baca artikel kaka sekarang saya lulusan tahun 2016 tapi gap year,Insya Allah saya ingin melanjutkan kuliah tahun ini,ingin juga masuk Hi unpad ka.bagaimana mengenai persiapannya,saya ingin mendaftar lewat bidik misi di teh sbmptn ka.

    ReplyDelete
  20. Assalamualaikum kak, sebelum pilih jurusan hubungan internasional memang passionnya disitu atau sekedar iseng? Dan bagaimana dengan yg ingin memilih jurusan HI tetapi bahasa inggrisnya masih berantakan ? Terimakasih..

    ReplyDelete
  21. Assalamualaikum. saya ingin tanya sebelum pilih jurusan HI kakak memang ada passion disitu atau sekedar iseng? Dan bagaimana jika ingin memilih jurusan HI tetapi bahasa inggrisnya masih berantakan? 😅 Terimakasih..

    ReplyDelete
  22. Kak email diatas masih aktif kak? Mau nanya2 seputar HI. Aku baru naik kelas 3 sma rencananya lulus nanti mau ngambil HI. Makasih..

    ReplyDelete
  23. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  24. Kak jurusan HI bahasa inggris nya harus bagus banget ga?

    ReplyDelete
  25. Assalamualaikum ka
    Saya baru naik kelas 3 sma saya daru jurusan bahasa ..
    Insyaallah saya mau ngambil jurusan hi di unpad
    Nah, saya masih bingung HI itu bisa kerja nya hanya di kedutaan atau bagaimana ka?

    ReplyDelete
  26. wah pengalamannya bagus banget yaa kak. memotivasi aku banget. rencana nya aku juga mau masuk HI kak. doain aku yaa kak semoga aku keterima di HI Unpad jugaa

    ReplyDelete
  27. Assalamualaikum kak, motivasi buat aku bgt kak ceritanya. Aku masih kelas 10 tapi aku pngen bget masuk jurusan HI semoga aku bisa kaya kakak ya

    ReplyDelete
  28. Assalamu'alaikum ka, seneng bgt akhirnya nemu yang masuk hi unpad dari kuningan huhu aku dah tanya ke bk sekolah aku, belum kasih info lagi, btw kak alumni sma mana? Aku mau h.i. unpad kaa, aku dari smanda hehe, Makasiih ka tulisannya menginspirasi aku bgt :)

    ReplyDelete

Powered by Blogger.