Indonesia: The Ngaret Country



Salah satu penyakit akut orang Indonesia adalah ngaret. Apa itu ngaret ? Ngaret secara singkat adalah kebudayaan telat. Artinya dalam berkomitmen dengan waktu, orang Indonesia menggunakan ‘jam karet’ untuk menjadi patokan waktunya. Sehingga waktu yang harusnya disepakati untuk melakukan sesuatu mesti terulur karena penggunaan ‘jam karet’ tadi.

Jam tangan membantu kita untuk mengingat waktu dengan cepat
Baru-baru ini saya membeli sebuah jam tangan. Alasannya karena saya merasa kurang efektif ketika ingin melihat waktu harus membuka dan melihat gawai. Sehingga supaya cepat dan efektif, jam tangan sangat membantu untuk mengingatkan saya akan hal waktu. Harapannya, dengan begitu saya selalu ingat tentang janji-janji yang saya buat berkenaan dengan waktu. Sepertinya Anda juga perlu menggunakannya, karena sesungguhnya Anda akan mengetahui betapa pentingnya untuk tidak bermain-main dengan waktu.

Pernahkah Anda mengadakan suatu kegiatan, perkumpulan, janji bertemu dengan seseorang maupun rapat dan semacamnya? Pasti sebelumnya Anda dan orang-orang yang nantinya diajak bertemu akan menentukan kapan waktu bertemu. Disanalah biasanya letak kedisiplinan orang Indonesia diuji. Sebenarnya komitmen kecil dengan waktu seperti ini –walaupun kelihatannya sepele– sangatlah berpengaruh signifikan.

Kalau misalnya ada dua orang yang melakukan janji untuk bertemu, kemudian mereka datang ke tempat yang dijanjikan tepat waktu, keduanya sama-sama memiliki keuntungan. Pertama, jadwal keduanya setelah itu tidak akan terusik. Kedua, pertemuan yang tepat waktu akan menghasilkan ketercapaian tujuan yang maksimal.

Untuk yang pertama, bayangkan misalnya Anda adalah orang yang super duper sibuk sehingga memiliki sedikit waktu untuk membuat janji dengan seseorang. Suatu saat di sela-sela kesibukan tadi waktu Anda kosong. Kemudian Anda membuat janji dengan seseorang yang ingin sekali bertemu Anda. Sayangnya orang tersebut kemudian datang menemui Anda tidak tepat waktu atau melebihi waktu yang dijanjikan. Saat itu pula Anda harus mengurusi kesibukan Anda yang lain. Pasti kesibukan Anda yang lain akan terganggu karena disebabkan teman Anda datang ngaret.

Untuk yang kedua, tentu saja ketika kita ngaret dari jadwal tujuan yang kita capai tidak akan semaksimal ketika kita datang tepat waktu. Misalnya, Anda ada janji rapat dengan teman-teman anggota panitia perpisahan sekolah di sebuah kafe pada pukul 19.00 dan akan berakhir pada pukul 21.00. Anda sudah datang dari pukul 18.50 di tempat yang dijanjikan. Pada saat itu teman Anda baru datang pukul 20.00. Dengan demikian tujuan rapat yang tadinya sudah bisa membahas masalah hingga selesai dalam dua jam harus berhenti di tengah-tengah pembahasan karena waktu rapat yang tersisa hanya satu jam. Kalaupun rapat dilanjutkan hingga selesai (melanggar komitmen yang harusnya berakhir pada pukul 21.00)  ada hal-hal yang tidak berkenan bisa timbul, misalnya sebagai berikut:

1.       Teman-teman yang datang tepat waktu sudah tidak konsentrasi dan menggerutu karena dua kali dikhianati.
2.       Peserta rapat akan merasa lelah karena sudah kemalaman.

Pada akhirnya dalam kondisi seperti ini, Anda yang tadinya sering datang tepat waktu ketika rapat lama-lama akan malas jika diajak bertemu dengan teman-teman Anda itu lagi. Hingga kemudian muncul dalam benak Anda,”Ah, nanti datangnya telat saja, toh teman-teman juga selalu datang telat”. Dalam hal ini lingkungan yang ngaret akan berpengaruh terhadap individu-individu yang tadinya tidak datang telat. Oleh karena itu prahara ini kemudian menjadi budaya Indonesia yang sudah mengerak dan sulit dikelupas, yaitu budaya ngaret.

Parahnya lagi, ngaret di kalangan mahasiswa juga tengah marak terjadi dan tidak tanggung-tanggung kasusnya. Jika kuliah dijadwalkan pukul delapan, ada mahasiswa yang datang pukul sembilan. Bahkan pernah kejadian ketika dosen sudah masuk kelas tepat waktu, belum ada mahasiswa yang hadir sama sekali. Ketika ada satu mahasiswa yang hadir dan memberitahu mahasiswa yang lain untuk segera hadir ke kelas melalui komunikasi telepon, ada mahasiswa yang baru otw (on the way, sedang di jalan). Tidak masalah kalau otw-nya itu dalam perjalanan separuhnya menuju ke kelas. Parahnya, ada mahasiswa yang baru otw ke kamar mandi selepas bangun dari tidurnya ketika diberitahu dosen sudah ada di kelas saat itu.

Salah satu contoh ngaret parah yang tidak boleh ditiru
 Keadaan-keadaan demikian agaknya cukup mengkhawatirkan negara Indonesia saat ini. Generasi muda sekarang sudah berani bermain-main dengan waktu. Tidak masalah kalau hanya satu atau dua orang yang memiliki kebiasaan buruk tersebut. Celakanya, jika satu dua orang tersebut berhasil memengaruhi seluruh masyarakat untuk berbuat hal yang sama maka bisa dipastikan tatanan masyarakat yang berkaitan dengan waktu akan rusak sedikit demi sedikit. Hal ini karena diakibatkan oleh sikap meremehkan dalam hal waktu. 

Oleh karenanya, pola pemikiran kita harus diubah. Jika semua orang berfikir ngaret itu hal wajar, maka norma masyarakat akan demikian terus seperti itu. Namun apabila orang mulai merubah pola berfikirnya pada keadaan sebaliknya, Insya Allah Indonesia tidak akan menjadi The Ngaret Country lagi.

No comments

Powered by Blogger.