Karena Instagram, Kabar Tak Penting Lagi


Sore tadi saya bertemu teman lama. Teman SMP yang tinggalnya di desa sebelah. Saya tanya kabar dan sebagainya, alhamdulillah semuanya baik-baik saja. Utamanya saya senang ketika mendengar kabar dia sudah lulus dari kuliahnya di salah satu kampus di Jakarta.

Sebenarnya saya tidak mau macam-macam bertanya soal apakah dia sudah lulus kuliah atau belum. Pasalnya pertanyaan semacam itu, jika sang penjawab sedang tidak punya jawaban baik, akan memunculkan kesan mengintimidasi.

Dia yang bertanya duluan, apakah saya sudah wisuda. Untungnya saya punya jawaban baik sehingga enak saja menjawabnya, “Alhamdulillah sudah.”

Obrolan itu berlanjut. Usut punya usut ternyata pertanyaan teman saya itu basi-basi saja. Sesungguhnya dia sudah tahu saya telah wisuda dari adik saya yang memposting foto wisuda di Instagram. Oalah, batin saya. Pantas saja dia lantang bertanya sudah wisuda atau belum, wong dia sudah tahu jawabannya.

Sebelum saling berpisah, kami sempat bertukar kontak telepon. Dia lantas bertanya kiranya saya punya Instagram (IG). Saya menjawab negatif.

“Oh, pantas saja kemarin saya cari-cari tag-an (akun kamu) dari postingan adik kamu, nggak ada,” tanggapnya menggunakan bahasa Sunda.

Saya kemudian beropini kalau punya IG membuat orang tidak penasaran dan kangen ketika bertemu secara tatap muka, meski sebelumnya sudah lama tidak ketemu. Opini ini saya katakan secara terus terang kepada teman saya itu sebagai ungkapan basa-basi. Namun kalau dipikir-pikir, tampaknya ungkapan itu ada benarnya juga.

Selama punya IG, pasti kita banyak mengikuti aktivitas akun teman-teman kita. Tak jarang, teman-teman kita pun selalu memperbarui dan mengekspos aktivitas apa yang sedang mereka lakukan secara langsung melalui IG Story. Sebagai audiens, suka atau tidak suka, ada semacam rasa penasaran untuk mengetahui konten IG Story teman-teman kita tadi.

Maka dari itu, kadang-kadang saya suka heran melihat ada dua orang teman yang bicara nyambung meski sudah lama tak bertemu. Mereka bisa membicarakan gosip-gosip terbaru mengenai teman-teman yang sama-sama mereka ikuti aktivitasnya di IG. Seolah-olah mereka ini sudah mengetahui kabarnya dengan pasti.

Karena IG, lantas sesungguhnya pertanyaan “Apa kabar?” di suatu pertemuan raga menjadi tak penting lagi. Bagaimana tidak? Setiap hari kita disuguhi ‘berita terkini’ tentang aktivitas teman-teman kita: sedang di mana mereka, dengan siapa, dan apa yang mereka lakukan. Penting tak penting aktivitasnya tak jadi soal. Boleh jadi, tak bertanya pun sebenarnya kita sudah tahu bagaimana kabar teman kita itu.

No comments

Powered by Blogger.