Wejangan Awal Kuliah

Halo Adik-adik, pertama -tama saya ucapkan selamat bagi siswa-siswi Indonesia yang telah diterima di perguruan tinggi impian melalui jalur SNMPTN (undangan). Jangan lupa untuk bersyukur atas pengabulan doa yang selama ini telah kalian panjatkan kepada Yang Maha Kuasa. Saya yakin kalian tidak pernah absen untuk berdoa siang malam, wajib maupun sunnah supaya keinginan kalian di dengar oleh Allah swt. Kedua, bagi kalian yang belum diterima, jangan patah semangat, karena masih ada kesempatan masuk PTN melalui SBMPTN. Saya memberikan tips-tips nya disini. Saya yakin jika kalian terus berusaha dan berdoa, keinginan akan terwujud. Namun pabila hasil tidak sesuai dengan apa yang diharap, mungkin itulah yang terbaik untukmu dari Allah. Sehingga jangan sampai hasil yang ada membuatmu tidak lagi mengharap padaNya.

Kalian pasti sangat senang sekarang karena akan memasuki dunia baru yang lebih menantang. Jika mendengar cerita-cerita alumni, maka mahasiswa terlihat keren dan berkelas. Mereka bagaikan insan cendekia yang tingkatnya paling tinggi di antara insan cendekia lainnya. Bicara masalah politik mereka jagonya, di masyarakat mereka seakan tahu segalanya, padahal mereka hanya menggeluti suatu bidang ilmu saja.

Source: arsip pribadi
Pasti seru ya, kuliah? Kayaknya jadi mahasiswa itu keren. Duitnya banyak pasti.

Setidaknya anggapan-anggapan seperti hal di atas yang selalu menjangkiti tiap pikiran para siswa SMA. Kuliah memang seru, Anda akan selalu menemukan hal-hal baru di dunia  perkuliahan. Jika pada saat SMA Anda masih banyak di atur orang tua, mungkin pada saat kuliah Anda merasakan bebasnya mengatur diri sendiri. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti anggapan 'bahwa jika sudah kuliah bahwa sudah dewasa' dan bisa juga karena jauh dari orang tua sehingga sulit terpantau. Hal-hal inilah yang sebenarnya harus diwaspadai saat Anda mulai memasuki dunia perkuliahan.

Sebab mengapa hal ini harus di waspadai adalah karena lingkungan perkuliahan akan mudah untuk menginternalisasikan nilai-nilai baru ke dalam hidup Anda. Anda akan cenderung mencoba hal-hal baru yang belum Anda pernah lakukan sebelumnya. Hal baru, tentu saja bisa berupa hal positif dan negatif. Beruntung jika Anda menemukan hal baru dalam ranah yang masih positif. Sayangnya kebanyakan mahasiswa masih tidak peduli dengan pembedaan kedua hal ini. Jika sesuatu yang mereka anggap menyenangkan datang, ya sudah, diterima saja tanpa filter terlebih dulu. Dunia perkuliahan sarat akan kompleksitas dan dinamika. Dan yang lebih parah lagi, tidak jarang mahasiswa akan berubah setelah kuliah. Cara paling mudah adalah mengamati dinamika anak lulusan pesantren yang kini masuk dalam perkuliahan. Kesan awal masuk kuliah pertama kali adalah culture shock. Mereka biasa dihadapkan pada keadaan dimana jadwal sholat, mengaji, belajar dan tidur diatur secara teratur. Namun ketika kuliah, tidak jarang Anda menemukan seseorang -bukan hanya dari pesantren saja- yang tadinya rajin ke masjid untuk beribadah kini sholatnya mendekati waktu sholat berikutnya, yang tadinya sering ibadah sunnah (tahajud, dhuha, rawatib, dzikir pagi-petang) saat mendekati SNMPTN atau SBMPTN (hehe) menjadi jarang bahkan tidak pernah sama sekali. Hal-hal ini banyak diubah oleh lingkungan kuliah. Alasannya macam-macam, dari mulai kesibukan yang padat karena kegiatan seabrek, atau tugas kuliah yang menumpuk sehingga harus begadang berhari-hari untuk mengerjakannya dan ironinya lagi, sistem perkuliahan kadang tidak memberikan ruang untuk sholat tepat waktu, misalnya pada jadwal kuliah yang di atur berbenturan dengan waktu sholat.

Itu masih dalam kerangka ibadah. Jika kita telaah lebih jauh kehidupan kuliah itu keras dan menyesatkan, sehingga Anda harus berhati-hati untuk menghadapinya. Anda mungkin ingin mengikuti kegiatan organisasi yang seabrek pada saat kuliah. Namun lihat dulu, dalam beberapa kasus, kegiatan kuliah menjadi sarana untuk berbuat maksiat. Misalnya acara pagelaran musik jurusan yang kadang menjadi ajang mabuk bersama atau acara malam keakraban yang seringkali menjadi ajang tidur bersama. Saya tidak menyalahkan budaya yang ada di Perguruan Tinggi kita, hanya mengingatkan kepada adik-adik semua untuk berhati-hati. Karena tidak jarang, beberapa orang yang saya temui menjadi berubah ke arah negatif karena lingkungan kuliah. Bisa jadi dia sedang pusing karena tugas dan kebetulan bertemu teman yang kurang baik di jalan kemudian terjerumus kepada narkoba. Bisa jadi Anda tidak ingin pacaran, kemudian bertemu dengan muda/mudi perguruan tinggi yang pandai, cakep, cantik dan modis-modis kemudian Anda terjebak ke dalam jurang kemaksiatan tersebut. Jangankan iktilaf, khalwat saja terkadang sudah menjadi hal biasa dan tidak banyak orang yang peduli. Membawa laki-laki atau perempuan dan berduaan di kamar kosan yang sering Anda serapahi pada masa SMA, bisa jadi malah Anda lakukan ketika kuliah dengan pikiran dan jiwa yang sadar. Lucunya saya sendiri kadang tidak kuasa berbuat apa-apa pabila melihat hal-hal demikian. 

Source: arsip pribadi
Jika tadi berkaitan dengan kegiatan sehari-hari, tak jarang lingkungan kuliah memberikan jenis-jenis pemikiran baru terhadap Anda. Anda di serang melalui ideologi-ideologi yang sebenarnya mungkin pada saat SMA Anda tolak. Misalnya Anda dulu menganggap kegiatan-kegiatan kajian keagamaan sebagai suatu pencerahan jiwa dan pengisi kosongnya hati akan iman, namun setelah masuk lingkungan kuliah -karena pengaruh teman-teman Anda- Anda akan menganggap hal tersebut sebagi suatu hal yang kolot dan tidak modern. Anda akan cenderung pergi ke mall bersama teman-teman, nonton film di bioskop dan makan di tempat mewah untuk di update di path, instagram, facebook, twitter, ask fm, friendster (kalau yang ini sudah ketinggalan jaman barangkali). Sehingga pemikiran-pemikiran tersebut akan berdampak pada perilaku Anda di masyarakat. Anda akan terjebak dalam kerangka pemikiran modern dan mendiskreditkan nilai-nilai lama yang dianggap tidak modern, konservatif, kolot dan sebagainya.

Jika Anda penghafal Quran (dulunya) saya yakin hafalan Anda pada saat kuliah akan banyak yang menghilang. Bukan karena Anda tidak lagi murojaah akan tetapi, karena Anda hidup di hutan rimba perkuliahan. Imam Syafi'i saja yang melihat betis wanita tidak sengaja hafalannya hilang satu juz, apalagi kita yang berada di lingkungan kampus yang tersedia betis dimana-mana. Sudah pasti hafalan kita hilang semua. Ada dua sisi sebenarnya dalam memandang hal ini, jika Anda lemah maka Anda akan kalah namun jika Anda kuat pahalanya akan lebih besar ketimbang Anda berada di lingkungan yang baik keadaannya.

Beberapa saran dari saya untuk menghadapi hal ini agaknya bisa dipertimbangkan bagi adik-adik kedepan:

Pertama, dimulai dengan hadist populer yang mengisyaratkan panduan awal sebelum Anda melakukan sesuatu, yaitu inamal a'malu bin niat, segala sesuatu tergantung pada niatnya. Jika Anda berniat untuk kuliah maka konsistenlah untuk niat tersebut. Karena tidak jarang, orang yang sudah masuk ke bangku kuliah sebenarnya malah terjerumus ke dalam hal-hal lain seperti fanatik organisasi, main game, nongkrong tidak jelas dan tidak jarang orang-orang ini berakhir kepada drop out.

Kedua, apapun yang Anda yakini dan itu baik selama masa SMA lebih baik Anda tuliskan sebesar mungkin dalam pikiran dan hati Anda. Jika Anda tidak yakin akan terus mengingatnya, Anda bisa menuliskan hal-hal tersebut dalam tembok kamar Anda. Hal ini selain membantu ingatan juga merupakan pemberi peringatan bagi Anda jika Anda sudah mulai keluar track.

Ketiga, tempuh jalan yang baik selama kuliah. Sepele, namun hasil yang akan di dapat akan maksimal. Ingat tentang hadist kejadian orang berdoa terus menerus namun ia senantiasa melanggengkan kemaksiatannya (makan makanan dan minuman haram dsb)? Apa yang terjadi? Orang ini tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Sama halnya dengan kuliah. Jika Anda mengerjakan skripsi dan tugas dengan cara plagiasi, atau kejadian titip absen untuk bolos, saya khawatir tujuan Anda kuliah tidak tercapai.

Keempat, ingatlah selalu wajah orang tua Anda yang selalu mendoakan Anda. Berharap Anda menjadi orang yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, negara, agama kelak. Sehingga Anda tidak ingin mengecewakan harapan-harapan tersebut.

Kelima, Anda harus bisa mengevaluasi perubahan yang ada dalam diri Anda. Misalnya Anda perlu memberikan pertanyaan-pertanyaan mendasar kepada diri Anda, Apakah ini baik? Maka lanjutkan. Apakah ini buruk? Maka tinggalkan.

Keenam, rancanglah visi misi Anda kedepan. Sehingga Anda bisa mendeteksi hal-hal yang kurang penting masuk ke dalam ruangan hidup Anda. Anda perlu menghindarinya agar tujuan hidup Anda yang ingin Anda capai tidak terganggu. Anda bisa membuat life plan misalnya dalam jangka waktu, harian, mingguan, bulanan, tahunan, lima tahunan  sepuluh tahun kedepan. Atau Anda bisa juga me-list segala sesuatu yang Anda ingin lakukan dalam hidup ini. Misalnya Anda punya 150 impian dalam hidup, maka tulislah impian tersebut sehingga kita bisa mengingatnya dan tidak mencoba untuk melakukan hal-hal yang bisa menghalangi tercapainya impian tersebut.

Ketujuh, pandailah memilih-milih teman. Hal ini tidak berarti Anda tidak boleh berteman dengan siapapun. Berteman boleh-boleh saja asalkan dalam kerangka yang positif, bukan untuk menjerumuskan kepada hal yang buruk.

Demikian wejangan singkat dari seseorang yang sedang mencari jatidiri di babak baru 'dunia perkuliahan'. Jujur saja sebenarnya saya juga sempat atau mungkin sedang terombang-ambing  dengan lingkungan kampus. Maka dari itu, supaya kejadian itu tidak terjadi pada adik-adik, saya tuliskan beberapa hal ini, supaya adik-adik tidak terjerumus dalam kelamnya dunia perkuliahan.



Jatinangor, 17 Mei 2015,

Ditulis dengan penuh dedikasi,
Agaton Kenshanahan
-mahasiswa Hubungan Internasional FISIP UNPAD-

2 comments:

Powered by Blogger.